Keterkaitan Komunikasi dengan Pembangunan
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan
mula-mula dipakai dalam arti pertumbuhan ekonomi. Sebuah masyarakat dinilai
berhasil melaksanakan pembangunan, bila ekonomi masyarakat t
ersebut cukup
tinggi. Dengan demikian, yang diukur adalah produktivitas masyarakat atau
produktivitas negara tiap tahunya. Pembangunan adalah proses sosial yang
diekayasa, yang kata intinya adalah perubahan sosial, dan rekayasa sosial modal
pembangunan terjadi secara besar-besaran, di negara dunia ke-3. Ada banyak
konsep pembangunan. Misalnya menyamakan pembangunan dengan modernisasi. Dengan
demikian, pembangunan adalah beralihnya masyarakat tradisional menjadi
masyarakat moderen.
Pembangunan
berkisar pada bagaimana mengubah suatu masyarakat dengan mengubah sistem
ekonominya. Pendukung teori pembangunan disebut developmentalis yang lazim
berpegang pada ekonomi klasik. Teori pertumbuhan dari Rostow yang diketahui
diketahui sebagai kebijakan ekonomi Indonesia selama 32 tahun pemerintahan orde
baru juga berasal dari developmentalis. Dari developmentalis ini pula
berkembang dependency theory (Teori
kebergantungan, Depedensi). Teori Dependensi mula-mula menemukan bentuknya di
Amerika Latin era 50an. Pencetus teori ini Raul Prebisch mengklaim bahwa
ekonomi dunia secara fundamental terbagi pada pusat yang merupakan negara
industri maju dan pinggir (Periphery)
yang merupakan negara industri pertanian. Teori terakhir dari kaum
developmentalis adalah global economic
development. Economic Development
( Ekonomi Global ). Teori ini berbicara tentang perubahan sosial melalui
rekayasa sistem ekonomi-politik global (Rakhmat, 1999: 49-50).
Komunikasi
pada dasarnya dapat terjadi dalam berbagai konteks kehidupan. Peristiwa
komunikasi dapat berlangsung tidak saja dalam kehidupan manusia, tetapi juga
dalam kehidupan binatang, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk-makhluk hidup lainya.
Namun demikian, objek pengamatan dalam ilmu komunikasi difokuskan pada peristiwa-peristiwa
komunikasi dalam konteks hubungan antar manusia atau komunikasi antar manusia (Human Communication).
Peristiwa
– peristiwa komunikasi yang diamati dalam ilmu komunikasi, juga sangat luas dan
kompleks karena menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, ekonomi dan politik
dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, ilmu komunikasi merupakan salah satu
cabang ilmu pengetahuan yang termasuk dalam kelompok ilmu-ilmu sosial (social science).
Komunikasi
adalah prasyarat kehidupan manusia. Kehidupan manusia akan tampak hampa atau
tiada kehidupan sama sekali apabila tidak ada komunikasi. Karena tanpa
komunikasi, interaksi antarmanusia, baik secara perorangan, kelompok, ataupun
organisasi tidak mungkin dapat terjadi. Dua orang dikatakan melakukan interkasi
apabila masing-masing melakukan aksi dan reaksi. Aksi dan reaksi yang dilakukan
manusia ini, baik secara perorangan, kelompok, ataupun organisasi, dalam ilmu
komunikasi disebut sebagai tindakan komunikasi.
Komunikasi
juga merupakan salah satu fungsi kehidupan manusia. Fungsi komunikasi dalam
kehidupan menyangkut banyak aspek. Melalui komunikasi seseorang menyampaikan
apa yang ada dalam benak pikirannya dan atau perasaan hati nuraninya kepada
orang lain baik secara langsung ataupun tidak langsung.
B. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa yang disebut komunikasi pembangunan?
2. Bagaimana keterkaitan antara komunikasi dengan
pembangunan?
C. Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Mengetahui apa yang disebut dengan komunikasi
pembangunan
2. Memahami keterkaitan antara komunikasi dengan
pembangunan
II
PEMBAHASAN
A.
Komunikasi Pembangunan
Kesukaran untuk menyusun pengertian
“komunikasi pembangunan” secara definitif, sama peliknya dengan merumuskan
secara persis:” apa yang dimaksud dengan pembangunan” itu sendiri. Kesulitan
itu muncul terutama disebabkan luasnya makna yang tercangkup dalam pengertian-pengertian
mengenai kedua hal tersebut. Komunikasi mempunyai arti yang lebih luas. Pada
saat yang sama, dengan mudah dapat dilihat dan dirasakan betapa kompleks dan
menyeluruhnya rentang cakupan masalah pembangunan itu sendiri. Karena itu
pembahasan yang menyangkut komunikasi dan pembangunan dengan sendirinya
menanggung resiko luasnya permasalahan yang hampir-hampir tidak terbatas itu.
Namun, perlu dicarikan jalan keluar agar tercapai suatu kesamaan pengertian
mengenai pokok bahasan ini, sekurang-kurangnya bagi keperluan pengkajiannya
dilingkungan keilmuan. Kajian tersebut memperbincangkan hal yang sama, yakni bagaimanakah
proses komunikasi (baik dalam arti yang seluas-luasnya, maupun yang telah
tertentu) dapat berperan maksimal dalam pelaksanaan pembangunan.
Konsep komunikasi pembangunan dapat
dilihat dalam arti luas dan terbatas. Dalam arti luas, komunikasi pembangunan
meliputi peran dan fungsi komunikasi ( Sebagai suatu aktivitas pertukaran pesan
secara timbal baik ) diantara semua pihak yang terlibat dalam usaha
pembangunan, terutama antara masyarakat dengan pemertintah sejak dari proses
perencanaan, kemudian pelaksanaan, dan penilaian terhadap pembangunan. Sedang
dalam arti sempit, komunikasi pembangunan merupakan segala upaya dan cara,
serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan
yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan tujukan kepada
masyarakat luas. Kegiatan tersebut bertujuan agar masyarakat yang di tuju dapat
memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam melaksanakan gagasan-gagasan yang
disampaikan tadi.
Komunikasi pembangunan merupakan
salah satu terobosan (break-through)
di lingkungan ilmu sosial. Seperti mana terobosan lainnya, komunikasi
pembangunan pada dasarnya merupakan gagasan dan konsep yang tidak mudah untuk
diapresiasi atau dipahami sampai kemudian diterjemahkan kedalam bentuk
tindakan. Komunikasi pembangunan merupakan inovasi yang harus diusahakan agar
diketahui orang dan diterima, sebelum ia digunakan.
Tujuan komunikasi pembangunan ialah
untuk memajukan pembangunan. Pembangunan memerlukan agar rakyat yang mempunyai
kadar huruf serta pendapatan dan sosio-ekonomi
yang rendah, haruslah diberitahu mengenai ide dan kemahiran yang belum
mereka kenal, dalam jangka waktu yang singkat. Mereka juga mesti diberi
motivasi.
B.
Keterkaitan Komunikasi dengan Pembangunan
Agar
komunikasi pembangunan lebih berhasil mencapai sasarannya, serta dapat
menghindarkan kemungkinan-kemungkinan efek yang tidak diinginkan, tentunya
harus mempertimbangkan hal-hal. Kesenjangan efek yang ditimbulkan oleh
kekeliruan cara-cara komunikasi selama ini, menurut Rogers dan Adhikarya (
1978) dapat diperkecil bila strategi komunikasi pembangunan dirumuskan
demikiaan rupa, mencakup prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Penggunaan pesan yang dirancang khusus (tailored messages) untuk khalayak yang
spesifik. Misalnya, bila hendak menjangkau khalayak miskin pada perumusan
pesan, tingkat bahasa, gaya penyajian, dan sebagainya, disusun begitu rupa agar
dapat dimengerti dan serasi dengan kondisi mereka.
2. Pendekatan ceiling
effect yaitu pendekatan dengan mengomunikasikan pesan-pesan yang bagi
golongan yang tidak dituju, katakanlah golongan atas, merupakan “redundansi”
(tidak lagi begitu berguna karena sudah dilampaui mereka) atau kecil
manfaatnya, namun tetp berfaedah bagi golongan khalayak yang hendak dijangkau.
Dengan cara ini, dimaksudkan, agar golongan khalayak yang benar-benar
berkepentingan tersebut mempunyai kesempatan untuk mengejar ketertinggalanya,
dan dengan demikian dapat mempersempit jarak efek komunikasi yang telah
disinggung diatas tadi.
3. Penggunan Pendekatan Narrow Casting atau
melokalisasi penyampaian pesan bagi kepentingan khalayak. Lokalisasi disini
berarti disesuaikannya penyampaian informasi yang dimaksud dengan situasi
kesempata dimana khalayak berada.
4. Pemanfaatan saluran tradisional, yaitu berbagai
bentuk pertunjukan rakyat yang sejak lama memamg berfungsi sebagai saluran
pesan yang akrab dengan masyarakat setempat.
5. Pengenalan para pemimpin opini dikalangan lapisan
masyarakat yang berkekurangan (disadvantage),
dan meminta bantuan mereka untuk menolong mengomunikasikan pesan-pesan
pembangunan.
6. Mengaktifkan keikutsertaan agen-agen perubahan yang
berasal dari kalangan masyarakat sendiri sebagai petugas lembaga pembangunan
yang beroperasi dikalangan rekan sejawat mereka sendiri.
7. Diciptakan dan dibina cara-cara atau mekanisme bagi
keikutsertaan khlayak, sebagai pelaku-pelaku pembangunan itu sendiri, dalam
proses pembangunan yaitu sejak tahap perencanaan sampai evaluasinya.
Perkembangan
pemikiran mengenai pemanfaatan dan peranan komunikasi dalam melaksanakan usaha
membangun masyarakat memperlihatkan hubungan yang langsung dengan konsepsi yang
dianut dalam merencanakan dan menafsirkan “pembangunan” itu sendiri. Dengan
demikian, rumusan tentang pemanfaatn komunikasi ataupun peran yang diharapkan
darinya dalam suatu usaha pembangunan amat ditentukan oleh model pembangunan
yang dilaksanakan itu sendiri (Nasution, 2002).
Konsepsi-konsepsi
pembangunan yang lebih baru mencakup suatu peranan yang berbeda, dan pada
umumnya lebih besar bagi komunikasi (Rogers, 1976). Pengerahan massa melalui
organisasi sosial pada tingkat lokal amat tergantung pada komunikasi dan dengan
cara yang samasekali berbeda dengan pendekatan industrialisai terhadap
pembangunan.
Komunikasi
berperan penting dalam pembangunan. Apabila kita menengok ke belakang,
sarana komunikasi di negara-negara berkembang yang dulunya masih terbatas pada
media cetak, semuanya kini telah berubah. Teknologi komunikasi mulai berkembang
pesat, terutama dengan adanya televisi, internet, dan telepon. Perkembangan ini
menyebabkan “jarak psikologis” mendekatkan “jarak geografis” antar bangsa.
Namun di sebagian negara sedang berkembang, masih terdapat ketimpangan
informasi dalam sistem komunikasi mereka. Ketimpangan komunikasi tersebut dapat
menimbulkan perbedaan persepsi tentang pembangunan, yang pada akhirnya
menghambat pembangunan itu sendiri.
Komunikasi
pembangunan bersifat timbal balik mementingkan adanya dialog antara kedua belah
pihak yang memberikan penerangan atau yang menyampaikan pesan dengan pihak yang
menerima pesan/penerangan, dan antara khalayak sendiri. Menurut Hedebro (1979)
mengidentifikasi tiga aspek komunikasi dan pembangunan yang berkaitan dengan
tingkat analisisnya, yaitu :
1. Pendekatan yang berfokus pada pembangunan suatu
bangsa dan bagaimana media komunikasi dapat menyumbang dalam upaya tersebut.
2. Pendekatan yang memahami peranan media massa dalam
pembangunan nasional.
3. Pendekatan yang berorientasi kepada perubahan yang
terjadi pada suatu komunitas lokal atau desa.
Dalam
karyanya Schramm (1964) merumuskan tugas pokok komunikasi dalam suatu
pembangunan sosial dalam rangka pembangunan nasional, yaitu :
1. Menyampaikan informasi tentang pembangunan nasional
kepada masyarakat
2. Memberikan kesempatan untuk mengambil bagian secara
aktif dalam proses pembuatan keputusan kepada masyarakat.
3. Mendidik tenaga kerja yang diperlukan
pembangunan-pembangunan.
Catatan
tentang peranan komunikasi dalam pembangunan ini masih dapat diperpanjang.
Terutama karena semakin kompleksnya tuntutan pembangunan itu sendiri dan
berbagai ulasan yang dikemukakan para ahli, Hedebro (1979) mendaftar 12 peran
yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yakni :
1. Komunikasi dapat menciptakan iklim dari perubahan
dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental dan bentuk perilaku yang menunjang
modernisasi.
2. Komunikasi dapat mengajarkan
keterampilan-keterampilan baru
3. Media massa dapat bertindak sebagai pengganda
sumber-sumber pengetahuan
4. Media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman
sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian
5. Komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang
merupakan perangsang untuk bertindak nyata
6. Komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan
norma-norma baru dan pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat
7. Komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk
berpartisipasi dalam pembuatan keputusan
8. Komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada
masyarakat
9. Komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai
sesuatu yang mengatasi kesetian-kesetian local
10. Komunikasi dapat membantu mayoritas populasi
menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara
11. Komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi
program-program pembangunan
12. Komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi,
sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetueting)
Penerapan
komunikasi pembangunan di sektor kehidupan yang menunjukkan kesamaan sejumlah
karakteristik antara lain :
1. Menerapkan prinsip, sistem, dan teknologi
komunikasi, sebagai salah satu komponen yang tergolong utama dalam pencapaian
tujuan kegiatannya
2. Memberikan peranan yang terbilang penting bagi
komunikasi didalam rangkaian struktur kegiatan pembangunan yang bersangkutan
3. Menggunakan dan mengembangkan metodologi serta
pendekatan yang sistemik dalam pemanfaatan komunikasi pada lingkup kegiatannya.
4. Memperlihatkan kesinambungan dan saling belajar dari
pengalaman di bidang yang lain khususnya dalam hal pemanfaatan teknologi
komunikasi.
Komunikasi
merupakan kegiatan menyampaiakan informasi yang disebar menurut niali dan
budaya yang ada didalam masyarakat. Penggunana bahasa oleh suatu bangsa
merupakan hasil perkembangan politik budaya bangsa.
III
KESIMPULAN
Komunikasi dan pembangunan saling
memiliki keterkaitan satu dengan yang lainnya. Agar komunikasi dalam
pembangunan berhasil, tentunya harus memperhatikan prinsip strategi yang
dilakukan Komunikasi pembangunan bersifat timbal balik mementingkan adanya
dialog antara kedua belah pihak yang memberikan penerangan atau yang
menyampaikan pesan. Selain itu juga banyak peran komunikasi terhadap
pembangunan maupun peran komunikasi pembangunan yang salah satu diantaranya
adalah komunikasi dapat menciptakan iklim dari perubahan dengan membujukkan
nilai-nilai, sikap mental dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi.
Kedudukan komunikasi dalam pembangunan
adalah komunikasi dapat sebagai jembatan yang menghubungkan antara kepentingan
manusia sebagai inidividu atau organisasi dengan pihak lainnya seperti publik. Komunikasi pembangunan haruslah dilihat sebagai suatu proses menyeluruh,
termasuk pemahaman terhadap khalayak serta kebutuhan-kebutuhannya, perencanaan
komunikasi di sekitar strategi-strategi yang terpilih, pembuatan pesan-pesan,
penyebaran, penerimaan (dan boleh jadi juga diskusi tatap muka dengan
teman-teman), umpan balik terhadap pesan-pesan itu, dan bukan hanya kegiatan
langsung satu arah dari komunikator kepada penerima yang pasif.
Komentar
Posting Komentar