DIFERENSIASI DALAM IKLAN
DIFERENSIASI DALAM IKLAN
A.
Konsep
Dasar Diferensiasi
Kotler
dan Armstrong (1997) memberikan definisi dari diferensiasi sebagai tindakan merancang satu set perbedaan yang
berarti untuk membedakan penawaran perusahaan dari penawaran pesaing. Lebih
lanjut, strategi diferensiasi adala
h cara yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya.
h cara yang dapat memelihara loyalitas pelanggan dimana dengan menggunakan strategi diferensiasi, pelanggan mendapat nilai lebih dibandingkan dengan produk lainnya.
Aaker
(dalam Ferdinand, 2000) dan Jummaini (dalam Porter, 1994) menyatakan bahwa
strategi diferensiasi yang
sukses haruslah strategi yang mampu:
1.
menghasilkan nilai pelanggan,
2.
memunculkan persepsi yang bernilai khas
dan baik, serta
3.
tampil sebagai wujud berbeda yang sulit
untuk ditiru.
Esensi dari strategi diferensiasi
adalah perusahaan dapat memberikan perbedaan yang lebih unik dari pada pesaing,
sehingga dengan perbedaan itu konsumen memiliki nilai yang lebih tinggi.
B. Tujuan Diferensiasi
Diferensiasi
dalam iklan dilakukan dengan tujuan:
1. Mengembangkan kegiatan positioning
2.
Memberikan
aspek perbedaan dan perbandingan dengan produk, jasa atau merek lainnya
C. Dampak Diferensiasi
1.
Dampak
Positif Diferensiasi
Menurut
Kotler dan Keller (2003), keuntungan yang dapat diperoleh perusahaan setelah
melakukan diferensiasi dalam iklan suatu produkadalah sebagai berikut:
a. Diferensiasi
akan memperpanjang siklus hidup produk
Suatu
produk pasti akan mengalami siklus decline atau penurunan. Sebelum
terjadi penurunan di dalam pemasaran, perlu dilakukan diferensiasi supaya
penjualan meningkat kembali.
b.
Diferensiasi akan membuat produk lebih
diingat oleh konsumen
Sebagai informasi, perbedaan yang
ada pada produk akan membuat konsumen lebih mudah untuk mengingat produk yang dipasarkan
karena adanya point of interest atau keunikan yang tidak
dimiliki produk lainnya.
c. Diferensiasi
akan membuat produk terlihat lebih baik
Dengan
adanya keunikan yang dimiliki, maka produk akan terlihat lebih baik
dibandingkan produk lain karena keunikan tersebut adalah nilai tambah dari
produk tersebut yang dipasarkan. Dengan adanya keunikan atau perbedaan
yang menarik, konsumen akan memiliki persepsi bahwa produk yang dihasilkan
lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
d. Diferensiasi
meningkatkan nilai jual
Keunikan produk adalah aset
berharga. Dengan keunikan produk, harga jual yang kemudian dipatok dapat
menjadi lebih tinggi. Produk yang unik dapat dijual dengan harga yang lebih
tinggi. Dapat dikatakan pada konsumen bahwa keunikan tersebut tidak dimiliki
oleh produk yang lain.
e. Mengatasi
masalah kejenuhan pasar
Mengingat penjualan sebuah produk
sering mengalami pasang surut sesuai dengan daur hidupnya yang terus berputar,
maka adanya diferensiasi produk dapat membantu mengamankan bisnis para
pengusaha maupun pelaku pasar ketika konsumen sudah mulai jenuh dengan produk
yang biasa ditawarkannya.
f. Membantu
terciptanya image produk
Semakin unik produk, maka akan
semakin pula bagi konsumen untuk mengenali dan mengingat produk tersebut. Lebih
lanjut, semakin banyak konsumen yang mengenali suatu produk, maka semakin besar
pula peluang yang ada untuk menanamkan image
produk di hati para konsumen sesuai dengan yang diinginkan perusahaan.
2.
Dampak
Negatif Diferensiasi
Diferensiasi dalam iklan layaknya
dua sisi mata uang. Diferensiasi dapat secara menakjubkan memberi keuntungan
bagi perusahaan pengiklan, sementara di sisi lain menghasilkan pula
kejadian-kejadian yang perlu diantisipasi menimbulkan kerugian. Menurut Swastha
dan Irawan (1990), dampak negatif diferensiasi iklan adalah sebagai berikut:
a. Keunikan
yang tidak bernilai
Memiliki keunikan dalam suatu hal
bukan selalu berarti bahwa perusahaan bersangkutan telah mencapai diferensiasi.
Keunikan tidak mengarah ke tercapainya diferensiasi kecuali jika keunikan ini
menurunkan biaya pembeli atau meningkatkan angka pembelian. Tantangannya adalah
apakah perusahaan yang bersangkutan bisa menetapkan premi harga yang tahan lama
dalam melakukan penjualan ke pembeli yang berpengetahuan mendalam.
b. Diferensiasi
yang terlalu banyak
Jika perusahaan tidak memahami
mekanisme tentang aktivitas mempengaruhi nilai pembeli atau persepsi pembeli
tentang nilai, maka ada kemungkinan perusahaan ini mencapai diferensiasi yang
terlalu berlebihan. Misalnya jika kualitas produk atau tingkat pelayanan lebih
tinggi daripada yang dibutuhkan pembeli, maka perusahaan bersangkutan bisa
rawan terhadap pesaing yang menyediakan produk yang kualitasnya pas dan
harganya lebih rendah.
c. Premi
harga yang terlalu tinggi
Premi harga sebagai hasil diferensiasi
adalah hal yang ditentukan oleh nilai dan daya tahan diferensiasi itu. Pesaing
yang mendiferensiasikan diri akan ditinggalkan oleh pembeli kalau premi
harganya menjadi terlalu tinggi.
d. Mengabaikan
perlunya mengisyaratkan nilai
Mengabaikan kriteria pengisyaratan
dapat membuat perusahaan yang bersangkutan rawan terhadap serangan pesaing yang
menyediakan nilai tidak terlalu tinggi, tetapi memiliki pemahaman lebih baik
mengenai proses pembelian pembeli.
e. Tidak
mengetahui biaya diferensiasi
Perusahaan sering kali tidak
mengisolasikan biaya aktivitas yang mereka lakukan untuk mendiferensiasikan
diri, tetapi malahan berasumsi bahwa diferensiasi mempunyai arti ekonomi. Jadi,
perusahaan mengeluarkan uang lebih banyak bagi diferensiasi daripada yang bisa
mereka peroleh kembali lewat premi harga, atau gagal mengeksploitasi cara-cara
untuk menurunkan biaya diferensiasi lewat pemahaman tentang factor penentu
biayanya.
f. Berfokus
pada produk, bukan pada seluruh rantai nilai
Sebagian perusahaan melihat
diferensiasi hanya dari segi produk fisik dan tidak mengeploitasi peluang untuk
mendiferensiasikan diri pada segmen lain yang ada pada rantai nilai, seperti
manfaat produk.
g. Gagal
mengenali segmen pembeli
Kriteria pembelian oleh konsumen
biasanya berbeda-beda, sehingga akan muncul segmen pembeli. Jika perusahaan
tidak mengenali adanya segmen ini, maka strateginya tidak akan memenuhi dengan
baik kebutuhan pembeli.
3. Macam Diferensiasi dalam Iklan
Menurut
Kotler dan Armstrong (1997), macam diferensiasi iklan adalah sebagai berikut:
a.
Diferensiasi Produk
Produk
fisik adalah hal yang potensial untuk dijadikan pembeda. Perusahaan dapat
membedakan produknya berdasarkan keistimewaan, produk yang meliputi kesesuaian
dengan target pasar, daya tahan, keandalan, mudah diperbaiki, gaya dan
rancangan. Contoh: iklan bubur instan Super Bubur
b.
Diferensiasi Pelayanan
Pembeda
pelayanan yang utama adalah kemudahan pemesanan, pengiriman, pemasangan,
pemeliharaan, dan perbaikan. Contoh: iklan pengenalan Pos Indonesia dengan
profil terbaru
c.
Diferensiasi Personel
Perusahaan dapat memperoleh
keunggulan bersaing yang kuat dengan melatih dan mempekerjakan sumber daya
manusia yang mumpuni. Karakteristik yang menunjukkan personil yang terlatih
meliputi kesopanan, kredibilitas, dapat diandalkan, cepat tanggap, dan kemampuan
komunikasi personel. Contoh: Iklan armada penerbangan Garuda Indonesia
d.
Diferensiasi Saluran
Perusahaan
dapat mencapai keunggulan bersaing melalui cara mereka merancang saluran
distribusi, terutama yang menyangkut jangkauan, keahlian dan kinerja saluran-saluran tersebut. Contoh: iklan PIN Polio 2016
e.
Diferensiasi Citra
Para
pembeli memiliki tanggapan berbeda terhadap citra perusahaan atau merek.
Walaupun begitu, konsepsi identitas dan citra perlu dibedakan. Identitas
terdiri dari berbagai cara yang dimaksudkan oleh perusahaan untuk
mengidentifikasi atau memposisikan diri atau produknya, sementara citra adalah hasil
dari cara masyarakat mempersepsi perusahaan atau produknya. Perusahaan dapat
mengekspresikan citra melalui lambang, media tertulis dan audio visual, serta
suasana. Contoh: iklan sabun cuci Sunlight dengan perbandingan dengan sabun
colek
f.
Diferensiasi Merek
Merek memegang peranan penting dalam pemasaran.
Walaupun begitu, terdapat perbedaan antara produk dan merek (Aaker, 1996 dalam
Ferdinand, 2000). Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik, sedangkan
merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen. Jika produk bisa dengan mudah
ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sulit
dijiplak. Merek berkaitan erat dengan persepsi, sehingga persaingan yang
terjadi antara perusahaan adalah pertarungan persepsi (merek) dan bukan
pertarungan produk.
Pemakaian
merek berfungsi sebagai:
1)
Tanda pengenal
untuk membedakan hasil produksi satu dengan yang lain
2)
Sebagai alat
promosi
3) Sebagai jaminan atas mutu barangnya
4)
Menunjukkan
asal produk atau jasa
Contoh: iklan
mobil Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia
4.
Langkah-langkah
dalam Diferensiasi Iklan
Menurut
Indriyo (2001), langkah-langkah analisis yang diperlukan untuk menentukan
landasan bagi diferensiasi dan menyeleksi strategi diferensiasi adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan
pembeli sesungguhnya
b. Mengidentifikasi
rantai nilai pembeli dan dampak perusahaan atas rantai nilai ini
c. Menentukan
susunan peringkat kriteria pembelian pembeli
d. Menilai
sumber keunikan yang sudah ada atau yang mungkin ada dalam rantai nilai
perusahaan
e. Mengidentifikasikan
biaya sumber diferensiasi yang sudah ada dan yang potensial
f.
Memilih konfigurasi aktivitas nilai yang
menciptakan diferensiasi paling bernilai bagi pembeli relatif terhadap biaya
diferensiasi
g. Menguji
daya tahan strategi diferensiasi yang telah di pilih
h. Menurunkan
biaya dalam aktivitas yang tidak mempengaruhi bentuk diferensiasi yang dipilih
DAFTAR
REFERENSI
Ferdinand, Augusty T. 2000, Manajemen Pemasaran: Sebuah Pendekatan
Stratejik Research Paper Series – Konsentrasi Manajemen Pemasaran,
Semarang: Program Magister Universitas Diponegoro Semarang.
Gitasudarmo,
Indriyo. 2001, Manajemen Strategi. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.
Kotler,
Philip dan Gary Armstrong. 1997, Dasar-dasar
Pemasaran, Jakarta: Prenhallindo.
Kotler,
Philip. dan K. L. Keller. 2003, Marketing
Management, New Jersey: Pearson Education Inc.
Swastha,
Basu dan Irawan. 1990, Pemasaran: Prinsip
dan Kasus, Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.
Porter, Michael. 1994, Keunggulan
Bersaing: Menciptakan dan Mempertahankan Kinerja Unggul, Jakarta:
Binarupa Aksara
Komentar
Posting Komentar