EFEK MEDIA SEBAGAI PRADIGMA DOMINAN
EFEK MEDIA SEBAGAI PRADIGMA DOMINAN
Oleh: Ichtiarin Darojati
Komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada sebagian besar orang dengan menggunakan media
massa (media cetak maupun elektronik). Definisi komunikasi massa menurut Gerbner (1967)
“Mass communication is
the
technologically and institutionally based production and distribution of the
most broadly shared continuous flow of messages in industrial societies”.
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan
lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling ;luas dimiliki orang
dalam masyarakat industri. (Rakhmat, 2003:188 dalam buku Ardianto dkk).
Komunikasi
massa merupakan komunikasi yang berbeda dengan komunikasi lainnya. Salah satu
ciri komunikasi massa adalah komunikatornya terlembanga. Komunikator dalam
komunikasi massa terdiri dari beberapa oranag, karena komunikasi massa
membutuhkan media. Selain itu, yang membedakan dengan komunikasi lainnya adalah
komunikan. Komunikan dalam komunikasi bersifat heterogen yang terdiri dari
berbagai lapisan masyarakat yang dapat dibagi berdasarkan usia, jenis kelamin,
pekerjaan, tingkat ekonomi, pendidikan, dll. Secara serentak dan dalam waktu
bersamaan, komunikan dalam komunikasi massa bisa memperoleh pesan yang sama.
Pentingnya
media massa membuat peran media massa semakin kuat dalam mempengaruhi manusia.
Sekarang ini, manusia memiliki ketergantungan terhadap media massa yang
mempengruhi segala aspek kehidupan manusia. Besarnya pengaruh media massa akan
menimbulkan efek kepada kehidupan manusia.
Denis
McQuail (2000: 4) mengatakan bahwa dalam ranah politik, media massa mampu berperan
sebagai elemen yang pening guna menciptakan tatanan masyarakat yang demokratis.
Media massa berperan sebagai arena atau ruang debat dan penyebarluasan berbagai
macam informasi maupun opini yang berguna bagi kehidupan masyarakat itu
sendiri. Media massa juga kini dilihat sebagai salah satu kekuatan yang
memiliki fungsi legitimasi di dalam dunia politik. Oleh karenanya jangan heran
jika kini banyak politisi berusaha menyebarkan pengaruhnya melalui kekuatan
media massa.
Teori Pembelajaran Sosial
Bandura (1986) mencetuskan teori
pembelajaran sosial yang merupakan efek media secara luas dijadikan rujukan,
terutama dalam hubungannya dengan anak-anak dan remaja. Teori ini didasarkan
bahwa kita tidak dapat belajar semua atau sebagian besar dari apa yang kita
perlukan untuk memandu perkembangan dan perilaku kita sendri dari pengamatan
dan pengalaman personal langsung saja. Kita harus belajar dari sumber yang
tidak langsung, seperti media massa. Dalam teori ini terdapat model yang
menyatakan empat proses dari pembelajaran sosial, yaitu: perhatian, penahanan
(ingatan), produksi, dan motivasi. Perhatian tertuju pada konten media yang
memiliki potensi terhadap kebutuhan dan kepentingan pribadi. Kemudian akan
menahan aoa yang kita telah pelajari dan menambahnya kedalam penegtahuan
sebelumnya. Produksi merujuk pada penerapan sesungguhnya dalam perilaku dari
pelajaran yang sudah dipelajari, dimana hal tersebut dapat diberikan imbalan
(dikuatkan) atau dihukum, mengarah pada motivasi yang lebih kuat atau rendah
untuk mengikuti jalur tertentu.
Teori Hipodermik
Wilbur
Schramm dalam teori hipodermik menjelaskan bahwa media mempunyai suatu kekuatan
besar yang dapat mempengaruhi khalayak pasif yang sebelumnya tidak mengerti
apa-apa. Pesan yang disampaikan melalui media
massa langsung ditujukan kepada khalayak tanpa melalui perantara (opinion
leader). Namun pada tahun 1970-an teori ini
dirubah karena Katz dan Lazarsfeld menganggap
khalayak tidak selamanya pasif. Ketika mereka diberi peluru komunikasi tak
selalu mereka terpengaruh, karena terkadang khalayak juga aktif mencari sesuatu
yang diinginkannya dan tidak selalu menunggu diberi “umpan”. Terkadang apa yang
disampaikan media juga meleset tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh
media tersebut.
Schramm
dan Roberts (1971) menggambarkan pandangan baru tentang khalayak komunikasi
massa bahwa:
suatu
khalayak yang sangat aktif mencari apa yang mereka inginkan, menolak lebih
banyak isi media daripada menerimanya, berinteraksi dengan anggota-anggota
kelompok yang mereka masuki dan dengan isi media yang mereka terima, dan sering
menguji pesan media massa dengan membicarakannya dengan orang-orang lain atau
membandingkannya dengan isi media lainnya.
Dari
kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa bentuk keaktifan khalayak yang paling
jelas adalah pemilihan media massa itu sendiri. Seseorang akan mengontrol apa
yang didengar, disaksikan, ataupun dibaca. Misalnya seseorang akan memilih
acara televisi yang disukai dari sekian banyak acara televisi.
Teori Kultivasi
George Gerbner dalam
Griffin (2003) adalah pencetus teori kultivasi, teori ini membahas tentang
hubungan antara media komunikasi dengan kekerasan. Gerbner membedakan kelompok penonton menjadi
2, yaitu heavy user dan ligh user.
Heayy user menghabiskan 4 jam atau lebih perharinya untuk menonton televisi.
Sedangkan light user dalam sehari menghabiskan 2 jam dan tidak lebih dari 4
jam. Tujuan dibentuknya kategori ini untuk mengetahui apakah heavy user memandang dunia lebih
berbahaya dari light user atau tidak.
Gerbner menuntut bahwa penggemar berat televisi mengembangkan sebuah
kepercayaan yang dilebih-lebihkan dalam dunia yang kejam dan menakutkan.
Kekerasan yang mereka lihat pada layar tv dapat mengolah ketakutan sosial yang
memiliki pemikiran berlawanan dengan orang-orang.
Menurut Gerberg
televisi merupakan kekuatan dominan yang mempengaruhi pola pikir masyarakat.
Sebagian besar acara TV menampilkan ketidaksamaan yang besar terhadap usia,
ras, dan gender pada saat menerima kekerasan yang terakhir. Orang tua dan
anak-anak lebih banyak disakiti atau dirugikan daripada remaja dan orang
dewasa. Dalam kasus “victimage”, keturunan Afrika-Amerika digambarkan Hispanic
dibunuh atau dipukuli lebih banyak dari keturunan Caucasian. Gerbner juga menganggap
bahwa televisi sebagai kekuatan yang dominan dalam membentuk masyarakan modern.
Gerbner yakin bahwa kekuatan televisi datang dari isi tanyangan televisi itu
sendiri yang dilihat sebagai drama kehidupan nyata yang ditampilkan setiap
saat.
Teori
Agenda-Setting
Maxwell McCombs
dan Donald Shaw dalam Griffin (2003) merupakan pencetus dari Agenda-Setting
Theory. Teori ini dikenalkan oleh mereka pada tahun 1973. McCombs dan Shaw
menemukan bahwa media sangat berpengaruh dalam menceritakan pembaca dan pemirsa
apa yang harus dipikirkan, dan mereka menciptakan istilah penetapan agenda
untuk menggambarkan proses ini. Asumsi teori ini bahwa jika media memberikan
tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk
menganggapnya penting. Dapat disimpulkan bahwa apa yang dianggap penting oleh
media akan dianggap penting juga oleh masyarakat yang menontonya. Teori ini
juga menjelaskan betapa besarnya pengaruh media yang berkaitan dengan kemampuan
media dalam memberitahukan kepada penonton tentang suatu persoalan apa saja
yang penting.
McCombs dan Shaw
percaya bahwa media massa mempunyai kemampuan untuk mentransfer hal yang
menonjol yang dimiliki sebuah berita dari berita agenda kepada publik agenda.
Bernard Cohen juga menyatakan bahwa pers mungkin tidak berhasil dalam
menentukan what to think, namun itu
lebih berhasil menentukan what to think
about.
Media
massa seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, dll memiliki peran yang
besar dalam mempengaruhi perilaku manusia. Denis McQuail menjelaskan bahwa efek
media massa memiliki empat tipologi. Efek tersebut dapat ditempatkan pada dua
dimensi, yaitu dalam jangka waktu pendek
dan panjang serta efek yang sengaja direncanakan dan tidak direncanakan.
SENGAJA DIBUAT
Efek yang direncanakan
Propaganda
Respon Individual Difusi
Perkembangan
Kampanye Media Penyebaran
Berita
Pembelajaran Berita Difusi
Inovasi
Framing Distribusi
dan Ilmu Pengetahuan
WAKTU Agenda
- Setting
Jangka Jangka
Pendek Kontrol Sosial Panjang
Sosialisasi
Hasil
dari Peristiwa
Reaksi
Individu Mendefinisikan
Kenyataan
Reaksi
Kolektif Perubahan
Institusional
Efek
Undang-Undang Pemindahan
Perubahan
Sosial dan Budaya
Integrasi
Sosial
Efek yang tidak
direncanakan
Stewart L. Tubbs dan
Sylvia Moss menyatakan beberapa efek dan hasil dari komunikasi massa. Efek dan
hasil tersebut erat kaitannya dengan media massa dalam menyebarkan informasi.
1. Difusi
Informasi
Difusi informasi merupakan seberapa
cepat berita atau informasi bergerak dan lewat saluran mana untuk sampai kepada
masyarakat penerima. Difusi dapat digambarkan sebagai proses yang memungkinkan
“fakta suatu berita merembes ke dalam aliran kehidupan masyarakat, menyebar
melalui aliran kehidupan tersebut, mewarnainya, mengubah coraknya, mencapai dan
mempengaruhi hampir setiap orang didalamnya” dalam Deutschmann dan Danielson
(1960:345).
2. Pengaruh
Atas Sikap
Terpaan pandangan melalui media
massa sering memperteguh sikap atau opini awal penerima. Banyak bukti
menunjukan bahwa program media massa yang menangani promosi kesehatan dan
keselamatan dapat menghasilkan perubahan tidak hanya dalam kesadaran, tetapi
juga dalam sikap dan perilaku.
3. Belajar
Sosial Lewat Model Peranan
Media massa bergerak (sebagian
lebih lamban daripada lainnya) dengan perubahan sosial. Mempelajari perilaku
baru perlu juga untuk mempelajari respon
baru dari orang lain, yang disebut dengan pemodelan dan imitasi.
4. Gatekeeper
(Penjaga Gawang)
Perubahan yang signifikan daripada
perubahan lain dalam isi media adalah perubahan dalam susunan gatekeeper. Banyak
kamum wanita memasuki jurnalistik pada tahun 1980-an yang mungkin akan
meningkat karena lebih banyak wanita dalam bidang tersebut untuk jangka waktu yang
lama.
5. Belajar
Sosial dan Kekerasan
Televisi rata-rata dihidupkan lebih
dari tujuh jam setiap hari sejak tahun 1950-an yang secara signifikan telah
mengubah kehidupan manusia. Tetapi manusia tidak bisa menyalahkan media massa
sebagai satu-satunya penyakit sosial, seperti kekerasan. Yang harus diingat
bahwa komunikasi massa pada dasarnya adalah ciptaan manusia dan sebagian dari
pengaruhnya yang terpenting adalah tidak langsung dan kumulatif.
KESIMPULAN
Sekarang ini,
manusia memiliki ketergantungan terhadap media massa yang mempengaruhi segala
aspek kehidupan manusia. Besarnya pengaruh media massa akan menimbulkan efek
kepada kehidupan manusia. Media diciptakan oleh manusia untuk memudahkan suatu
pekerjaan. Namun, ketergantungan terhadap
media tidak dapat dipungkiri bahwa media massa secara pasti akan mempengaruhi
pemikiran dan tindakan seseorang. Media tidak dapat diragukan lagi akan
memiliki efek walaupun sulit untuk diketahui kapan dan tingkat efek yang sudah
terjadi dan yang mungkin terjadi. Beberapa teori seperti teori pembelajaran
sosial, teori hipodermik, teori agenda-setting, teori kultivasi, dan masih
banyak teori yang belum dijelaskan pada paper kali ini. Denis McQuail juga menjelaskan
bahwa efek media massa memiliki empat tipologi yang ditempatkan pada dua
dimensi, yaitu dalam jangka waktu pendek dan panjang serta efek yang sengaja
direncanakan dan tidak direncanakan.
Daftar Pustaka
Ardianto, Elvinaro dkk. 2014, Komunikasi Massa, Simbiosa Rekatama Media, Bandung.
Bandura, A. 1986, Social Foundations of Thoughtand Actions: a
Social Cognitive Theory,
Englewood Cliffs, NJ: Prentice – Hall.
Deutschmann, Paul J. dan Wayne A.
Danielson. 1960, Diffusion of Knowledge
of the Major News
Story,
Journalism Quarterly 37.
Griffin, EM. 2003. A First Look at Communication Theory fifth edition. McGraw-Hill,
New
York.
Izzati, Putri Iva. 2011, Teori Komunikasi Massa McQuail buku ke-2,
Edisi ke-6, Salemba
Humanika, Jakarta.
(Diterjemahkan dari McQuail’s Mass Communication Theory, 6th
end, karya Denis
McQuails, 2010).
McQuail, Denis. 2004, McQuail’s
Reader in Mass Communication Theory, London, Sage
Publication.
Mulyana, Deddy dan Gembirasari.
1996, Human Comunication: Konteks-Konteks
Komunikai, PT
Remaja Rosdakarya, Bandung.
(Diterjemahkan dari Human Communication, karya Stewart L.
Tubbs dan Sylvia Moss,
1996).
Mulyana, Deddy. 2007, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT Remaja
Rosdakarya, Bandung.
Schramm, Wilbur dan Donald F.
Roberts, eds. 1971, The Process and
Effect of Mass
Communication, University of
Illinois Press, Urbana.
Komentar
Posting Komentar