Analisis Percakapan
Resume Bab Percakapan
(MK Teori Komunikasi)
PERCAKAPAN
Percakapan adalah
sebuah rangkaian interaksi dengan awal dan akhir, dan beberapa maksud dan
tujuan. Tradisi Sosiopsikologis, teori ini berfokus pada pengenalan
variable-variable yang mempengaruhi perilaku kita dalam berinteraksi. Teori ini
menj
elaskan bagaimana cara kita menyesuaikan perilaku kita dengan orang lain, bagaimana dan kapan perilaku kita mulai terbagi, apa yang terjadi ketika dugaan kita dilanggar, dan bagaimana juga kita dapat mendeteksi kebohongan yang berdasarkan perilaku orang lain.
elaskan bagaimana cara kita menyesuaikan perilaku kita dengan orang lain, bagaimana dan kapan perilaku kita mulai terbagi, apa yang terjadi ketika dugaan kita dilanggar, dan bagaimana juga kita dapat mendeteksi kebohongan yang berdasarkan perilaku orang lain.
Dua tema utama yang
muncul pada teori ini adalah focus terhadap kondisi tiap individu dalam
mengatur ketidakpastian orang lain, dan tema yang kedua yaitu tentang
sosiopsikologis yang berkenaan dengan percakapanmelibatkan organisasi,
koordinasi, dan menghubungkan perilaku sebagai bagian dari interaksi.
TEORI PENGURANGAN
KETIDAKPASTIAN
Teori ini proses dasar
tentang bagaimana kita mengenal orang lain berger menyatakan bahwa manusia
sering kali kesulitan dengan ketidakpastian, menurut berger ketika kita
berkomunikasi, kita membuat rencana untuk mencapai tujuan kita, kita menyusun
rencana komunikasi kita dengan orang lain berdasarkan pada kita seperti halnya
penggunaan informasi yang kita miliki tentang borang lain. Daya tarik atau
afiliasi nampaknya memiliki hubungan yang positif dengan pengurangan
ketidakpastian. Sebagai contoh, pengungkapan nonverbal akan mengurangi
ketidakpastian.
Berger juga menyatakan
beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan informasi tentang orang
lain. Antara lain strategi pasif adalah pengamatan sedangkan strategi aktif
mengharuskan pengamat untuk melakukan sesuatu untuk mendapatkan informasi,
strategi interaktif sangat bergantung pada komunikasi dengan orang lain.
Strategi pasif yang pertama adalah reaktifitas pengamatan, di sini individu
benar benar di amati ketika melakukan sesuatu bereaksi dalam situasi tertentu,
strategi aktif mengenai informasi mencakup menanyai tentang orang lain yang di
tuju dan memanipulasi lingkungan yang memungkinkan orang tersebut untuk di
amati, strategi interaktif mencakup interogasi dan pengungkapan diri.
PENGELOLAAN
KETIDAKPASTIAN KECEMASAN
Wiliam gudykunst dan
para koleganya telah ,memperluas karya berger dalam cara cara yang penting,
mereka telah menemukan bahwa semua kebudayaan mencoba untuk mengurangi
ketidakpastian dalam tahap tahap awal sebuah hubungan, tetapi mereka melakukan
dalam cara cara yang berbeda, perbedaannya dapat di jelaskan dengan apakah
seseorang merupakan anggota dari sebuah kebudayaan dengan konteks yang tinggi
atau kebudayaan dengan konteks yang rendah.
Proses pengurangan
ketidakpastian antara manusia dari kebudayaan kebudayaan yang berbeda akan
dipengaruhi pila oleh variabel veriabel tambahan. Kegagalan dan kurangnya
adaptasi dalam situasi interkultural sangat bergantung pada ketidakpastian dan
kecemasan. Semakin sedikit yang kita ketahui dan kita semakin cemas, mungkin
kita akan semakin tidak efektif dalam situasi situasi interkultural. Tidak ada
garis jelas yang menandai komunikasi yang sulit atau bermasalah akan berakhir,
malahan individu individu yang berbeda memiliki ambang ketidakpastian dan
kecemasan yang berbeda.
Di tahun tahun
terakhir, gudykunst telah memperluas teori ini secara lebih mendalam, bahwa
teori tersebut sekarang mencakup sekitar 50 dalil yang berhubungan dengan
konsep diri, motivasi, reaksi terhadap orang orang baru, penggolongan sosial,
proses proses situasional, hubungan dengan orang orang baru, dan beberapa hal
lain yang berhubungan dengan kecemasan dan keefektifan. Jelasnya, kecemasan dan
ketidakpastian berhubungan dengan sifat sifat komunikasi, prilaku, dan pola
pola, serta kombinasi ini memengaruhi apa yang kita lakukan dalam percakapan
dengan orang orang yang tidak kita kenal.
TRADISI SOSIOKULTURAL
Teori-teori
sosiokultural tentang percakapan akan mengarah pada penjelasan-penjelasan dari
pemahaman apa yang dibuat atau dibangun dalam percakapan dan bagaimana
symbol-simbol diartikan melalui interaksi. Teori-teori ini memberitahu kita
tentang tema percakapan apa yang menyatukan manusia dan bagaimana pelaku
percakapan berbagi makna, dan juga berfokus pada bagaimana pelaku komunikasi
bekerjasama dengan sebuah cara yang tersusun untuk mengatur pembicaraan mereka.
Dalam teori ini ada empat area yang dicakup, yaitu:
1. Interaksionisme Simbolis
Interaksionisme
simbolis, sebuah pergerakan dalam sosiologi , berfokus pada cara-cara manusia
membentuk makna dan susunan dalam masyarakat melalui percakapan. Barbara Ballis Lal meringkas dasar-dasar
pemikiran gerakan ini sebagai berikut:
· Manusia membuat keputusan dan
bertindak sesuai pemahaman subyektif mereka
terhadap situasi ketika mereka menemukan diri mereka.
· Kehidupan sosial terdiri dari
proses-proses interaksi daripada susunan, sehingga terus berubah.
· Manusia memahami pengalaman mereka
melalui makna-makna yang ditemukan dalam symbol-simbol dari kelompok utama
mereka dan bahasa merupakan bagian penting dalam kehidupan sosial.
· Dunia terbentuk dari objek-objek
sosial yang memiliki nama dan makna yang ditentukan secara sosial.
· Tindakan manusia didasarkan pada
penafsiran mereka, di mana objek dan tindakan yang berhubungan dalam situasi
yang dipertimbangkan dan diartikan.
· Diri seseorang merupakan sebuah objek
yang signifikan dan layaknya objek sosial, dikenalkan melalui interaksi sosial
dengan orang lain.
Bab ini berfokus pada
interaksionisme simbolis klasik, gagasan-gagasan dasar dari gerakan tersebut
dan perluasan yang secara teori harus diakui dalam bidang berkomunikasi.
Menurut George Herbert
Mead, pendiri Interaksionisme simbolis, mengemukakan tiga konsep utama yaitu
masyarakat, diri sendiri, dan pikiran. Kategori-kategori ini merupakan
aspek-aspek yang berbeda dari proses umum yang sama yang disebut tindak sosial,
yang merupakan sebuah kesatuan tingkah laku yang tidak dapat dianalisis ke
dalam bagian-bagian tetentu.
Dalam bentuknya yang
paling mendasar, sebuah tindak sosial melibatkan sebuah hubungan dari ketiga
bagian : gerak tubuh awal dari salah satu individu, respon orang lain terhadap
gerak tubuh tersebut, dan sebuah hasil. Hasilnya adalah arti tindakan tindakan
tersebut bagi pelaku komunikasi.
Tindakan individu yang
tetap, seperti berjalan sendirian atau membaca sebuah buku adalah interaksional
karena didasarkan pada gerak tubuh serta respons yang banyak terjadi di masa
laludan terus berlanjut dalam pikiran individu.
Tindakan bersama (joint
action) antara dua orang atau lebih, seperti yang terjadi dalam pernikahan,
perdagangan, perang, atau kebaktian di gereja terdiri atas sebuah interlinkage
dari interaksi-interaksi yang lebih kecil. Blumer mencatat bahwa dalam sebuah
masyarakat maju, bagian terbesar dari tindakan kelompok terdiri atas pola-pola
yang stabil dan selalu berulang yang memiliki makna yang umum dan tetap bagi
anggota mereka. Blumer juga menyebutkan bahwa situasi-situasi yang baru
menghadirkan masalah-masalah yang membutuhkan penyesuaian dan pendefinisian
ulang.
Interhubungan dapat
diserap, diperluas, dan dihubungkan melalui jaringan yang rumit, yaitu sebuah
jaringan atau sebuah institusi tidak bekerja secara otomatis karena adanya
beberapa persyaratan system atau dinamika pada bagian dalamnya. Jaringan ini
bekerja karena manusia pada poin-poin yang berbeda melakukan sesuatu dan apa
yang mereka lakukan merupakan sebuah hasil dari bagaimana mereka menjelaskan
situasi yang meminta mereka untuk bertindak.
Tiga konsep utama dalam
analisis Mead:
1. Masyarakat (society) atau kehidupan
kelompok, terdiri atas perilaku-perilaku kooperatif anggota-anggotanya yang
mengharuskan kita untuk mengetahui apa yang akan kita lakukan selanjutnya. Jadi
kerjasama terdiri dari “membaca” tindakan dan maksud orang lain serta
menanggapinya dengan cara yang tepat. Makna merupakan sebuah hasil komunikasi
yang penting, seperti yang disebutkan Mead bahwa gerak tubuh sebagai symbol
signifikan. Di sini kata gerak tubuh atau gesture mengacu pada setiap tindakan
yang dapat memiliki makna.
2. Diri sendiri
Kegiatan saling
mempengaruhi antara merespons pada orang lain dan diri sendiri ini adalah suatu
konsep penting dalam teori Mead. Cara utama untuk dapat melihat diri kita
seperti orang lain melihat kita adalah dengan pengambilan peran atau
menggunakan sudut pandang orang lain, dan inilah yang menyebabkan kita
mempunyai konsep diri atau refleksi umum orang lain tentang diri kita
(generalize others).
Diri memiliki dua segi,
yaitu I dan me. I merupakan dari diri kita yang menurutkan kata hati, tidak
teratur, tidak terarah, dan tidak dapat ditebak. Me adalah refleksi umum orang
lain yang terbentuk dari pola-pola yang teratur & tetap. Setiap tindakan
dimulai dengan sebuah dorongan dari I dan dikendalikan oleh me. I adalah tenaga
penggerak sedangkan me memberikan petunjuk dan arah. Mead menggunakan konsep me
untuk menjelaskan perilaku yang dapat diterima secara sosial serta adaptifdan
konsep I untuk menjelaskan gerak hati yang kreatif dan tidak dapat ditebak.
3. Pikiran
Kemampuan kita untuk
menggunakan symbol-simbol yang signifikan untuk merespons diri kita sendiri
menjadikan berpikir adalah sesuatu yang mungkin. Berpikir adalah konsep ketiga
Mead, yang ia sebut pikiran. Pikiran bukanlah sebuah benda melainkan sebuah
proses. Hal ini tidak lebih dari sekedar berinteraksi dengan diri kita sendiri.
Manusia menggunakan
symbol-simbol yang berbeda untuk menamai objek. Objek itu sendiri berubah
karena kita melihatnya melalui sudut pandang yang berbeda.
Menurut Blumer objek
terbagi dalam tiga jenis, yaitu fisik (benda-benda), sosial (manusia), dan
abstrak (gagasan-gagasan). Manusia mendefinisikan objek secara berbeda tergantung
pada bagaimana mereka bertindak terhadap objek tersebut.
Interaksionisme
simbolis sebagai sebuah gerakan , ada untuk meneliti cara-cara manusia
berkomunikasi, memusat, atau dapat membagi makna.
TRADISI KRITIS
Teori kritis
menunjukakan kepada kida bahgaimana menggunakan bahasa dalam percakapan yang
menciptakanpembagian sosial dan memegang teguh pandangan kesetaraan yang
memnentuk komunikasi dengan memberi wewenang kepada semua klompok.
Tiga teori yang
menggambarkan cara kerja tersebut.
1. bahasa berkisar pada teori budaya,
menjelaskan kepentingan dari bahasa dalam
pembentukan identitas budaya.
2. Teori budaya, menerapkan
pemikiran ini kepada hubungan antar pribadi.
3. Retorika ajakan, menyuguhkan
cara berpikir baru mengenai percakapan.
Prespektif Bahasa dalam
Kegunaan
Johnson mengusulkan
enam asumsi atauaksioma dari prespektif bahasa terpusat.
1. Semua komunikasi terjadi dalam kerangka
kerja budaya.
2. Semua individu diam diam mengolah pengetahuan
kebudayaan yang mereka gunakan untuk berkomunikasi .
3. Dalam masyarakat multikultur, ada
idiologi liguistik yang domonan menggantikan atau mengesampingkan kelompok
budaya lain.
4. Anngoota kelompok yang terpinggirkan
mengolah pengetahuan tentang kedua byudaya mereka dan budaya dominan.
5. Pengethauna kebudayaan baik yang
terpelihara dan lewqat begitu saja dan secara konstan berubah.
6. Ketika semua budaya pendamping saling
mempengaruhi dan mempergunakan satu sama lain.
TEORI BUDAYA PENDAMPING
(Cocultural Theory)
Teori budaya pendamping
adalah teori mengenai percakapan antara anggota kelompok dominan dan yang
terwakilkan, termasuk orang-orang berwarna: wanita, gay, lesbian, biseksual,
dan individu-individu trans gender, orang yang tidak berkemampuan dan
sebagainya.
Teori budaya pendamping
didasari dengan 5 asumsi:
1. Sebuah hierarki ada dalam masyarakat yang
mengistimewakan kelompok tertentu.
2. Anggota dominan dalam basis dari berbagai
tingkatan keistimewaan.
3. Sistem komunikasi dominan berfungsi untuk
menjaga anggota kelompok budaya pendamping dari luar inti kekuasaan.
4. Sementara masih ada keragaman yang patut
dipertimbangkan dalam budaya pendamping.
5. Anggota kelompok budaya pendamping secara
strategis berkomunikasi untuk mengatasi sistem dimana yang mereka temukan
sendiri.
Enam faktor yang
mempengaruhi pemilihan strategi
1. Menghendaki hasil
2. Merupakan bidang pengetahuan
3. Kemampuan
4. Konstekstuasi
5. Pendekatan komunikasi tegas
6. Pendekatan komunikasi tidak tegas
Faktor-faktor ini
adalah tergantung acuan pemahaman dan tindakan yang membingkai sebuah respons
budaya kedua dalam interaksi tertentu. Teori budaya kedua dengan gambar
terfokus pada strategi interkasi diantara anggota kelompok budaya kedua dan
budaya doinan, sangat mirip dengan teori percakapan.
APLIKASI &
IMPLIKASI
Dalam beberapa
hal,kehidupan manusia dapat di golongkan dengan percakapan.kita dibedakan oleh
fakta bahwa kita memiliki percakapan yang kompleks;kita mendefinisikan realitas
dalam berbicara ,dan hubungan kita dengan yang lainnya dan dunia yang tersusun
dengan sejarah interaksi simbolis semenjak lahir sampai mati.
Dari contoh teori yang
disajikan dalam bab ini,kita melihat bahwa percakapan dapat dipahami dengan
serangkaian cara yang berbeda.akan tetapi,kelima tema tersebut kelihatannya
memangkas banyak variabel yang ditelusuri dalam teori ini.
1. Masalah obrolan sehari-hari
Kita harus menyadari
bahwa percakapan sehari-hari bagi manusia lebih dari kegiatan sampingan
kehidupan.dentuman komunikasi tidak akan pernah terjadi tanpa percakapan di
baliknya.dengan kata lain,kita perlu untuk memahami pentingnya dan
memperhatikan percakapan sehari-hari.bahkan,obrolan biasapun signifikan dalam
menjelaskan siapa diri kita dan menghasilkan kebudayaan tempat kita tinggal.
2. Percakapan memerlukan keselarasan
interaksi
Teori-teori dalam bab
ini menerangkan isi dari pengetahuan dan kemampuan yang penting untuk dilakukan
pada apa yang sering dirasakan dan terlihat sia-sia.dalam peristiwa problematis
khususnya,kita memperlakukan informasi sebagai sebuah sumber berharga dalam
interaksi.kita menggunakan informasi ini untuk mengurangi ketidakpastian dan
membuat keputusan bagaimana bereaksi terhadap orang tertentu,sebagaimana
ditunjukkan dalam teori pengurangan ketidakpastian.perilaku verbal dan
non-verbal dipakai pada apa yang sedang terjadi disekeliling kita.teori
akomodasi,contohnya,memperlihatkan bagaimana manusia mencocokkan dan membedakan
perilaku mereka dari orang lain.teori-teori percakapan menunjukkan bahwa hal
ini sulit,dan mungkin tidak beruna untuk memisahkan komunikasi verbal dan
non-verbal dalam percakapan yang sedang berlangsung.teori-teori pada bab ini
menunjukkan bahwa interaksi melibatkan keduannya dan terikat erat.
3. Percakapan bermakna melalui tindakan
Walaupun informasi yang
kita cari itu penting,percakapan lebih daripada pertukaran informasi.percakapan
lebih daripada naskah.Curtis lebaron,Jenny mandelbaum,dan Philip glenn
mengingatkan kita,”luas pikiran manusia dibalik kulit seprti hal nya manusia
yang tergantung pada dunia sosial dan dunia materil untuk memperoleh
pengetahuan dan menunjukkan kemampuan intelektual.dengan kembali dan meneruskan
sebuah interaksi,pelaku komunikasi cenderung membuat sesuatu yang logis,masuk
akal,atau berhubungan.dalam komunikasi,istilah wacana biasanya untuk bagian
obrolan.wacana selalu dipahami sebagai bagian dari arus komunikasi yang sedang
berlangsung yang memiliki rasa keterkaitan.Scott jacobs mengutip tiga hal yang
dapat kita pelajari dengan menguji percakapan secara hati-hati dalam apa yang
dikenal sebagai analisis wacana.hal pertama yang dapat kita pelajari adalah
bagaimana manusia memahami pesan.informasi apa yang didapat dari struktur
pernyataan yang membuat seseorang dapat mengetahui apa itu
artinya.akhirnya,kita dapat mnguak bagaimana membuat pola pembicaraan masuk
akal dan logis.percakapan adalah peristiwa kerja sama.manusia harus memainkan
permainan denga aturan yang sama atau mereka tidak akan pernah tahu apa yang
sedang terjadi.supaya kerja sama terjadi,partisipan berasumsi sendiri mengenai
orang lain-sebuah asumsi bahwa setiap orang percaya dengan maksud untuk
berbicara bedasarkan aturan.kombinasi dari aturan dasar kerjasama-seperti
kuantitas obrolan yang tepat,keadaan sebenarnya,relevan,dan pengaturan dengan
fleksibilitas yang diperbolehkan dengan melibatkan percakapan-membuatnya
mungkin untuk manusia supaya menjadi sejumlah perluasan obrolan untuk memenuhi
semua aturan secara keseluruhan.sebuah percakapan denga teman lama atau kolega
“klik” karena pelaku komunikasi bergantung lagi dan lagi pada tema fantasi yang
membentuk visual lebih besar yang muncul dari sejarah sehari-hari.
4. Percakapan teratur
Sebuah percakapan lebih
mirip sebuah improvisasi yang partisipan bergantung pada ketetapan beberapa
peraturan untuk mengatur kelangsungannya.teori-teori percakapan membantu kita
melihat bagaimana pelaku komunikasi menciptakan aturan ketika mereka
berinteraksi.ketetapan percakapan dapat disebut juga aturan,seperti yang
dijabarkan oleh Susan shimanoff dalam wacana berikut:supaya komunikasi ada atau
berlanjut,dua individu atau lebih yang berinteraksi harus berbagi aturan untuk
penggunaan simbol.tidak hanya mereka harus mempunyai aturan untuk simbol
individu,namun mereka juga harus sepakat denga permasalahan tersebut
sebagaimana mengambil giliran dalam berbicara,bagaimana supaya sopan,dan
bagaiman untuk menghina, menyalami,dan seterusnya.jika setiap penguna simbol
memanipulasi simbol secara acak,akibatnya akan mengacaukan komunikasi.
5. Percakapan asal maknanya dari konteks
terjadinya
Alur komunikasi yang
sedang berlangsung dalam kehidupan kita pada semua tingkata menciptakan
serangkaian konteks yang memberikan makna terhadap percakapan tertentu.tidak
ada percakapan yang berdiri sendiri,tetapi selalu berdasarkan sejarah dan
menuju masa depan.
http://rini-sundari.blogspot.com/2011/06/mata-kuliah-teori-komunikasi-percakapan.html
Komentar
Posting Komentar