Review Teori Semiotics dari Roland Barthers
Semiotics
Of Roland Barthers
Pengantar
Teori semiotik
dari Roland Barthnes dibuat untuk menganalisis tanda-tanda. Semiologi atau
semiotika bersangkutan dengan apapun yang bisa berdiri untuk yang lainya,
Barthnes tertarik berterus terang
menduga tanda komunikasi ideologi atau maksud konotativ dan mengabadikannilai
dominan dalam masyarakat. Tidak seperti
sebagian besar kaun intelektual, dia acapkali menulis untuk menekan kepopuleran dan kadang-kadang muncul di televise untuk mengomentari di kelemahan masyarakat menengah Prancis.
sebagian besar kaun intelektual, dia acapkali menulis untuk menekan kepopuleran dan kadang-kadang muncul di televise untuk mengomentari di kelemahan masyarakat menengah Prancis.
Barthnes
seorang pemikir yang pendirianya
berubah-ubah yang mengubah pemikiranya tentah cara tanda bekerja dalam
banyak waktu berakhir dalam pekerjaanya. Masih banyak pelaksana dari semiotik
mengikuti konsep dasar analisis dari teori asli Barthes. Pendekatanya memberikan
wawasan dalam penggunaaan tanda-tanda, terutama disalurkan melalui media massa.
Semiotics
1.
Sebuah tanda merupakan kombinasi dari
penanda dan pentanda
Barthes
mendeskripsikan tanda sebagai hubungan antara penanda dan menandakan secara
langsung datang dari Saussure. Ahli bahasa Swiss menunjukan tanda sebagai
potongan dari kertas dengan menulis di kedua sisi. Penanda disatu sisi, petanda
di sisi yang lain. Jika kamu memotong bagian dari satu sisi, jumlah yang sama
dari sisi lain secara otomatis hilang bersamanya.
Apakah
suatu hubungan logika diantara gambar dari penanda dan isi dari pertanda ?
Saussure meminta bahwa hubungan sewenang-wenang satu dari hubungan lebih baik
daripada alasan dan akibat. Barthes tidak bersungguh-sungguh. Dia bersedia
untuk memberi tuntutan Saussure ( dan I.A. Richards) bahwa perkataan tidak
memiliki makna yang melekat.
2.
Sebuah tanda tidak bisa berdiri sendiri
Pergulatan
merupakan satu dari berbagai macam sistem semiotik. Barthes juga menyelidiki
maksud budaya dari desainer baju, masakan Prancis, mobil, hadiah pemberian
Jepang, perkakas rumah tangga, susunan kota dan tampilan umum dari kebirahian.
Dia mencoba untuk menegaskan ada mengklasifikasi fitur umum untuk semua system
semiotik. Ini jenis analisis struktural yang disebut system klasifikasi.
Barthes
percaya bahwa sistem semiotik yang penting dari sebuah kuci budaya dalam
status. Mitologi yang mengelilingi masyarakat menampilkan tanda-tanda penting
dalam dunia sekarang ini.
Menurut
Barthes, tidak semua sistem semiotik adalah mitos. Tiap tanda tidak mempunyai
tempat ideologis. Barthes berpendapat bahwa mitos atau sistem konotativ adalah
perintah kedua, sistem semiotik dibangun sebelum ada sistem tanda. Tanda dari
sitem pertama menjadi penanda dari yang kedua. Barthes tidak ragu mencari untuk
membuka kemahiran semotik tentang sisi kerumitan saluran kedua, sistem perintah
konotativ menurut kenyataan sejarah dalam tanda yang asli.
Barthes
menuntut bahwa setiap tanda ideologis menghasilkan dua sistem tanda yang saling
berhubungan. Sistem pertama adalah semat-mata mendeskripsikan, gambaran penanda
dan konsep pentanda mengkombinasikan untuk menghasilkan tanda denotativ.
Barthes meyakinkan bahwa hanya dengan kecerdasan semiotik bisa sedikit
kekosongan dalam tanda konotativ.
Sebagian besar masyarakat eropa tidak bisa menjelaskan
kenapa mereka bisa pergi tanpa perkataan, daan mereka pasti tidak mengumpulkan
pertanyaan. Mereka pergi tanpa berkata
bahwa orang akan mencintai negaranya, tapi itu tepat untuk masalah dengan
tanda-tanda mitos. Jadi dalam semiologi digunakan untuk membongkar atau
mendekonstruksi sistem mitos.
Seperti
penggulat dan pita, sebagian besar tanda semiotik mendapat ketinggian budaya
ketika iaran melalui media elektronik dan media cetak. Karena tanda sebagai
persoalan dari kekuasaan dan dominan.
Analisi semiotik Barthes menjadi teori media yang memiliki kemungkinan
berkembang di masa depan.
Critism
Umberto Eco yang mengemukakan teori Kode
menyimpulkan bahwa satu tanda bukanlah entitas semiotik yang dapat ditawar,
melainkan suatu tempat pertemuan bagi unsur-unsur independen (yang berasal dari
dua sistem berbeda dari dua tingkat yang berbeda). Dalam teori Barthes, tanda merupakan
gabungan dari penanda dan petanda. Penanda merupakan sesuatu yang sesuai dengan
kamus, sedangkan petanda merupakan makna dari objek tersebut.
Penerapan
Teori semiotik yang menjelaskan
tanda-tanda dapat digunakan sebagi unsur utama karya desain. Tanda tersebut
terwujud dalam bentuk tanda verbal dan non verbal. Tanda verbal berupa pesan
verbal yang terwakili oleh suara atau tulisan, tanda non verbal berupa gambar
yang terangkai untuk menyampaikan pesan terkait. Pesan yang disampaikan memuat
beberapa penanda berupa gambar dan tulisan yang mengacu pada petanda.
Contoh
Kasus
Rumah bekas tempat pembunuhan yang tidak
berpenghuni dan tidak terawat menimbulkan konotasi “angker” karena rumah
tersebut dianggap sebagai rumah dari arwah korban pembunuhan. Masyarakat
melihat rumah tersebut menyeramkan karena tidak berpenghuni dan tidak terawat.
Konotasi “angker” ini kemudian berkembang menjadi asumsi umum yang melekat pada
rumah itu. Rumah bekas tempat pembunuhan bukan lagi menjadi sebuah konotasi
tapi berubah menjadi denotasi pada pemaknaaan tingkat kedua. Rumah bekas
pembunuhan yang seram itu kemudian dianggap sebagai sebuah mitos.
Komentar
Posting Komentar