Review Agenda-Setting Theory Of Maxwell McCombs dan Donald Shaw
Agenda-Setting
Theory
Of Maxwell McCombs dan Donald Shaw
Pengantar
Maxwell McCombs
dan Donald Shaw merupakan pencetus dari Agenda-Setting Theory. Teori ini
dikenalkan oleh merek pada tahun 1973. McCombs dan Shaw menemukan bahwa media
sangat berpengaruh dalam menceritakan pembaca dan pemirsa apa yang harus
dipikirkan, dan mereka menciptakan istilah penetapan agenda untuk menggambarkan
proses ini. Asumsi teori ini bahwa jika media memberikan
tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Dapat disimpulkan bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting juga oleh masyarakat yang menontonya. Teori ini juga menjelaskan betapa besarnya pengaruh media yang berkaitan dengan kemampuan media dalam memberitahukan kepada penonton tentang suatu persoalan apa saja yang penting.
tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Dapat disimpulkan bahwa apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting juga oleh masyarakat yang menontonya. Teori ini juga menjelaskan betapa besarnya pengaruh media yang berkaitan dengan kemampuan media dalam memberitahukan kepada penonton tentang suatu persoalan apa saja yang penting.
Agenda-setting
theory
·
The
Original Agenda: Not What To Think, but What to Think About
McCombs
dan Shaw percaya bahwa media massa mempunyai kemampuan untuk mentransfer hal
yang menonjol yang dimiliki sebuah berita dari berita agenda kepada publik
agenda. Bernard Cohen juga menyatakan bahwa pers mungkin tidak berhasil dalam
menentukan what to think, namun itu
lebih berhasil menentukan what to think
about.
·
A
Theory Whose Time Had Come
McCombs
dan Shaw dalam teori Agenda-Setting mendirikan penonton penghargaan diantara
peneliti-peneliti komunikasi massa. Pemberlakuan pembukaan yang selektif dengan
hipotesis menuntut bahwa orang bisa hadir untuk berita dan melihat bahwa tidak
mungkin mengancam kepercayaan mereka.
·
Media
Agenda and Public Agenda
McCombs
dan Shaw memfokuskan bahasannya dalam kampanye politis, sehingga yang pertama
kali mereka lakukan adalah mengukur agenda media. Mereka membangun position dan
leght of story sebagai dua pokok kriteria dari keadaan.
·
What
Cause What?
McCombs
dan Shaw percaya fungsi hipotesis agenda-setting dari media adalah bertanggung
jawab untuk hubungan yang hampir sempurna yang mereka temukan diantara media
dengan susunan prioritas publik.
Media
agenda à
voter’s agenda
Namun
kritik dari teori cultivation mengingatkan kita bahwa korelasi bukanlah
penyebab. Sangat mungkin bahwa koran dan TV merefleksikan keadaan sebenarnya
yang telah ada.
Voter’s
agenda à
Media agenda
·
Who
Sets The Agenda For The Agenda Setters?
Suatu
pandangan yang memperhatikan sedikit dari editor berita sebagai pelindung atau
penjaga pintu (gatekeeper) dari
dialog politik. Editor bertugas menentukan naskah mana yang akan dimuat atau
tidak dimuat.
·
Who
Is Most Affected By The Media Agenda?
McCombs
dan Shaw mengerti bahwa orang tidak secara otomatis menunggu untuk diprogramkan
oleh media. Mereka mencurigai bahwa beberapa penonton lebih berani untuk
menentang prioritas politik media. McCombs dan Shaw juga memunculkan pendekatan
kegunaan dan kepuasan, yang menggagas bahwa penonton selektif dalam berbagai
macam jenis program TV yang mereka tonton.
·
Framing,
Transferring, The Salience of Atributes
Mantra
dari agenda-setting adalah bahwa media tidak akan sukses dalam mengesankan
kepada kita what to think tapi mereka
akan sukses dalam mengesankan kita what
to think about. Ketika kita
berpikir mengenai lebih banyak persoalan dan memperhatikan mereka sebagai
sesuatu yang lebih penting. McCombs mengatakan bahwa bahwa media melakukan
lebih dari itu.
·
Not
Just What To Think About, But How To Think About It
Framing bukanlah
merupakan sebuah pilihan. Media mungkin tidak hanya memberitahukan kita what to think about, mereka juga mungkin
memberitahukan kita bagaimana dan what to
think about it, dan mungkin what to
do about it.
Critism
Teori Agenda-Setting ini menjelaskan
bahwa penonton tidak memiliki peran aktif dalam sebuah media. Penonton hanya
bisa melihatnya sehingga penonton tidak bisa mengontrol efek apa saja yang
menimpanya dengan adanya media itu. Pemberitaan media yang terkadang menyajikan
berita tanpa didasari sebuah realitas akan membuat penonton harus benar-benar
selektif dalam menerima berita dari media.
Penerapan
Di dalam komunikasi massa, media
memiliki pengaruh untuk membangun opini publik. Media memberikan informasi
kepada publik mengenai sebuah persoalan dan menggerakan agar publik ikut
memikirkan sebuah persoalan tersebut dengan sungguh-sungguh. Media juga dapat
mempengaruhi publik tentang tindakan apa yang akan diambil mengena suatu
persoalan. Sehingga media berfungsi sebagai lembaga sosial yang tidak
menganggap publik sebagai penonton saja.
Contoh
Kasus
Beberapa bulan yang lalu diberitakan
mengenai perdana mentri Australia ( Tony Abbott) mengenai perkataanya tentang
bantuan miliaran dollar untuk membantu warga Aceh yang terkena tsunami pada
saat itu. Abbot mengungkit bantuan yang diberilakn oleh Australia itu untuk
membatalkan eksekusi mati dua warga negara Australia yang tersandung kasus
narkoba di Indonesia. Adanya berita yang diberitakan oleh media sontak membuat
rakyat Indonesia khususnya Aceh merasa terhina. Merasa terhina akan perkataan
Abbott, masyarakat Aceh mengumpulkan koin untuk membayar hutang miliaran dollar
kepada Australia.
Komentar
Posting Komentar